New Delhi, 10 Oktober 2025 - Polisi India telah menangkap pemilik sebuah perusahaan farmasi setelah obat batuk yang diproduksi di pabriknya dikaitkan dengan kematian sedikitnya 21 anak, kata sejumlah pejabat pada Kamis (9/10)
baca juga: Tiga Negara Bagian India Larang Obat Batuk Sirup Setelah Kematian Anak
Sebagian besar anak-anak yang meninggal, semuanya berusia di bawah lima tahun, berada di negara bagian Madhya Pradesh dan meninggal selama sebulan terakhir setelah mereka diberi resep sirup batuk yang terkontaminasi racun mematikan
Pemilik perusahaan tersebut, G Ranganathan, 75 tahun, ditangkap pada Kamis pagi di rumahnya di Chennai oleh polisi dari Chennai dan Madhya Pradesh. Ia didakwa melakukan pembunuhan yang tidak termasuk pembunuhan berencana dan pemalsuan narkoba, kata sumber kepolisian kepada AFP dan media India
Sirup obat batuk yang dijual dengan merek dagang Coldrif tersebut diproduksi oleh Sresan Pharma di sebuah unit di negara bagian selatan Tamil Nadu
Kementerian Kesehatan India mengonfirmasi pada hari Sabtu bahwa pengujian pada sampel sirup menunjukkan adanya kontaminasi dietilen glikol (DEG). DEG adalah zat beracun yang digunakan dalam pelarut industri dan dapat berakibat fatal bahkan jika tertelan dalam jumlah kecil. Akibat insiden ini, Madhya Pradesh dan beberapa negara bagian lainnya telah melarang produk tersebut
Kasus ini kembali menyoroti reputasi India sebagai produsen obat-obatan dan farmasi terbesar ketiga berdasarkan volume, menyusul serangkaian kematian terkait sirup batuk India di kancah global dalam beberapa tahun terakhir
Laporan media India menyebutkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah meminta klarifikasi dari pejabat India mengenai apakah sirup obat batuk beracun tersebut telah diekspor ke negara lain
Sebelumnya, lebih dari 70 anak meninggal di Gambia akibat gagal ginjal akut setelah mengonsumsi sirup obat batuk impor dari India pada tahun 2022. Selain itu, di Uzbekistan, 68 anak meninggal antara tahun 2022 dan 2023 setelah mengonsumsi sirup terkontaminasi lain yang juga diproduksi di India
sumber: Channel News Asia