News

Pemerintah Dorong Hilirisasi Pertanian untuk Tingkatkan Nilai Tambah

11 Oct 2025 by Author
photo

JAKARTA, 11 Oktober 2025 – Pemerintah terus memperkuat agenda hilirisasi sektor pertanian sebagai strategi untuk meningkatkan nilai tambah produk, memperluas lapangan kerja, dan mempercepat pemerataan kesejahteraan rakyat. Hal ini disampaikan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman usai menghadiri rapat terbatas yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (9/10/2025).

“Added value harus ada di Indonesia. Kalau ini dilakukan terus-menerus, akan membuka lapangan kerja, menekan kemiskinan, meningkatkan kesejahteraan, sekaligus mengurangi pengangguran,” ujar Amran.

Amran mencontohkan potensi besar dari hilirisasi komoditas kelapa. Produk kelapa dalam yang diolah menjadi Virgin Coconut Oil (VCO) maupun santan instan dapat meningkatkan nilai hingga 100 kali lipat.

“Kalau kita hitung rata-rata, nilai ekonominya bisa mencapai Rp2.400 triliun. Katakan separuh saja, sekitar Rp1.200 triliun bisa dihasilkan sebagai devisa. Itu baru dari kelapa,” jelasnya.

Selain kelapa, pemerintah juga menyiapkan hilirisasi untuk komoditas gambir, yang selama ini menyuplai 80 persen kebutuhan dunia. Produk turunannya bisa dimanfaatkan untuk tinta pemilu hingga kebutuhan rumah tangga.

Langkah serupa diterapkan pada sawit, dengan mengolah tandan buah segar (TBS) menjadi biofuel, minyak goreng, margarin, hingga mentega.

“Kami juga mengakselerasi hilirisasi kakao, mente, kelapa dalam, lada, dan komoditas unggulan lainnya. Produksi kelapa dalam misalnya, naik signifikan dari 29 juta ton tahun lalu menjadi 33 juta ton tahun ini,” ungkap Amran.

Selain hilirisasi, pemerintah menyiapkan anggaran Rp9,95 triliun untuk mendukung pengembangan perkebunan dan hortikultura. Anggaran tersebut digunakan untuk penyediaan bibit unggul bagi petani di seluruh Indonesia.

“Kami akan berikan benih dan bibit kakao, kopi, kelapa dalam, mente, hingga pala, untuk sekitar 800 ribu hektare lahan secara gratis. Program ini diperkirakan mampu membuka lapangan kerja bagi 1,6 juta orang dalam dua tahun ke depan,” kata Amran.

Pemerintah optimistis, strategi hilirisasi ini akan menjadi penggerak baru ekonomi nasional dengan meningkatkan daya saing produk pertanian Indonesia di pasar global sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani.

Scroll to Top