Jakarta, 20 Oktober 2025 – Imbas robohnya salah satu gedung di Pondok Pesantren Al Khoziny di Sidoarjo, pemerintah tengah mengaudit sekitar 80 pondok pesantren (ponpes) di seluruh Indonesia yang dinilai rawan runtuh.
“Tadi disampaikan juga dari Pak Mensesneg, karena ada kerawanan itu terutama untuk ponpes dan tempat ibadah,” kata Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo usai Rapat Tingkat Menteri di Kemenko PM, Jumat (17/10/2025) dikutip dari Kompas.com.
Dia mengatakan, proses audit tahap pertama atau batch 1 akan melibatkan 80 pesantren terlebih dahulu sebelum diperluas ke ratusan lembaga lainnya.
“Pak Menteri Agama juga menambahkan, jadi mungkin 80 ponpes batch 1 nanti akan kita perbanyak secepatnya. Harapan kita semua adalah kejadian di Sidoarjo kemarin itu yang pertama dan yang terakhir,” ujar Dody.
Sementara Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar atau Cak Imin mengatakan meski belum merinci total nilai bantuan, ia memastikan pendanaan perbaikan pesantren dan lembaga keagamaan tersebut akan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Penggunaan anggaran bisa melalui skema lintas kementerian termasuk Kementerian Agama dan Kementerian PUPR.
Cak Imin menuturkan, pemerintah tidak hanya fokus membantu Pondok Pesantren Al Khoziny di Sidoarjo, tetapi juga lembaga pendidikan dan keagamaan lain yang juga memiliki kerawanan bangunan. “Jumlahnya untuk pesantren baru sekitar 80 yang sedang proses audit,” ujar dia.
Ia menegaskan, langkah audit ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah untuk mencegah terulangnya kejadian serupa seperti runtuhnya bangunan Ponpes Al Khoziny beberapa waktu lalu.
“Ini sekaligus mengantisipasi agar para santri mendapatkan kenyamanan dan keamanan dalam proses pembelajaran,” kata dia.
“Jadi kita tidak hanya fokus pada Pondok Pesantren Al Khoziny saja, tapi semua lembaga pendidikan, kegiatan keagamaan, tempat ibadah, rumah-rumah ibadah yang mengalami kerawanan akan kita bantu,” lanjutnya.