News

Menilik Pameran UMI di Gedung De Javasche Bank Surabaya

15 Nov 2024 by Author
photo

Surabaya, 30 Oktober 2024 – Sebuah pameran edukatif dan inspiratif bertajuk 'Universum, Merch, Intelligenz' (UMI) telah diadakan di gedung bersejarah De Javasche Bank, Surabaya, sejak 27 September lalu hingga 30 Oktober 2024. Pameran hasil kolaborasi antara Max Planck Institute dan Goethe-Institut Indonesia ini, menunjukkan hasil penggabungan antara ilmu pengetahuan dan seni, yang mengajak pengunjung menyelami berbagai aspek kehidupan yang berpengaruh pada kehidupan manusia, mulai dari sejarah alam semesta hingga kecerdasan buatan yang kini berkembang pesat.

Pameran UMI ini, menawarkan pengunjung pengalaman tur interaktif bersama para pemandu. Max Planck Institute dan Goethe-Institut menggandeng Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur sebagai penyedia venue, serta Program Studi Sastra Jerman dan Pendidikan Bahasa Jerman, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya (UNESA). 

Saat dikonfirmasi Rabu (30/10/2024), Deputi Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur Iqbal Reza Nugraha mengatakan, dalam pameran ini pengunjung bisa menikmati pameran sembari mengenal gedung De Javasche Bank.

“Saya harap pengunjung dapat menikmati pameran ini serta membawa pulang inspirasi dan pengetahuan baru. Semoga pameran ini dapat memotivasi kita semua untuk terus mengeksplorasi dunia ilmu pengetahuan," kata Reza.

Pameran UMI, menekankan pentingnya memahami sains dalam kehidupan sehari-hari. Dengan pendekatan yang unik, pengunjung tidak hanya diajak mempelajari fakta-fakta ilmiah, tetapi juga merefleksikan peran maupun dampak manusia sebagai individu dalam ekosistem global.

Tema yang diangkat pada pameran UMI, direpresentasikan melalui contoh-contoh dalam lima topik, yakni Universum (Tata Surya), Menschheitsgeschichte (Sejarah Manusia), Anthropozän (Antroposen), Gehirn (Otak) dan Künstliche Intelligenz (Kecerdasan Buatan). 

Salah satu pemandu pameran di tema Antroposen, bernama Chusnul Diva Pramyta Ade Wardana menjelaskan, dalam setiap tema, pengunjung akan dipandu oleh mahasiswa atau alumni jurusan Bahasa dan Sastra Jerman dari UNESA. Ia mengungkapkan, terdapat 16 guide yang dibagi dalam beberapa shift sesuai dengan jam operasional Bank Indonesia.

“Selain memberikan penjelasan, kami juga berperan untuk menciptakan pengalaman berkesan bagi setiap pengunjung,” ujar Diva.

Lebih lanjut, Diva yang merupakan alumni Bahasa dan Sastra Jerman UNESA itu menerangkan, setiap tema dalam pameran menguraikan perjalanan pengetahuan manusia dari awal terbentuknya alam semesta hingga era digital saat ini.

“Tur dalam pameran ini dimulai dengan tema Tata Surya, mengajak pengunjung memahami asal-usul alam semesta," ucap Diva.

"Usai memahami asal-usul alam, pameran langsung beralih ke sejarah manusia yang menjelaskan perkembangan manusia modern dan manusia purba yang akhirnya tinggal di bumi," sambungnya.

Masuk kedalam tema Antroposen, Diva memberikan gambaran tentang bagaimana manusia berdampak besar pada planet ini, sementara tema Otak menggali fungsi dan peran otak dalam kehidupan sehari-hari. "Tidak hanya tentang anatomi, tetapi juga mengenai emosi dan pentingnya kualitas tidur," papar Diva.

Puncaknya, Diva menjelaskan, pameran ini membahas Kecerdasan Buatan (KI), mulai dari konsep AI sederhana hingga kecerdasan tingkat lanjut seperti teknologi deep fake dan aplikasi Flora Incognita, yang memungkinkan identifikasi tumbuhan melalui kamera ponsel.

Diva berharap, dengan adanya pameran ini semoga tidak hanya menarik perhatian siswa yang ingin belajar Jerman saja, tetapi juga masyarakat umum yang ingin memperluas wawasan mereka.

“Kami ingin pengunjung lebih sadar akan dampak manusia terhadap bumi dan terinspirasi oleh penelitian terbaru. Selain itu, kami juga berharap pameran ini bisa mendorong minat masyarakat untuk melanjutkan pendidikan ke Jerman, di mana penelitian sangat dihargai,” ujarnya.

Sebelumnya, diketahui pameran UMI telah berkeliling ke beberapa kota besar di Indonesia, yakni Jakarta, Bandung, hingga Malang, sebelum akhirnya Kota Surabaya menjadi kota destinasi terakhir.

Scroll to Top