News

Bagnaia Ungkap Faktor Dirinya Melambat di Putaran Terakhir Sprint MotoGP Jepang

10 Oct 2024 by Author
photo

Jepang – 5 Oktober 2024 – Francesco Bagnaia mengatakan hujan pada putaran terakhir sprint MotoGP Jepang membuatnya melambat dan nyaris kehilangan kemenangannya.

Sang juara dunia langsung memimpin selama dua putaran pertama sprint Motegi. Tapi kemudian disusul oleh Pedro Acosta saat memasuki putaran ketiga. Sejak saat itu, ia terus mengekor di belakang Acosta

Namun, kecelakaan yang dialami pembalap GASGAS Tech3 pada pada putaran kesembilan dari 12 putaran memungkinkan Bagnaia kembali memimpin, sementara jaraknya di depan adalah 1,3 detik saat ia memulai putaran terakhir berkat pertarungan hebat di belakangnya antara Enea Bastianini dan Marc Marquez.

Bagnaia kemudian melambat di putaran terakhir dan hanya unggul 0,181 detik dari Bastianini saat melewati bendera finis.

Bagnaia mengungkapkan, ia sengaja melambat pada lap terakhir karena ia merasa terlalu berisiko jika memaksakan melaju dengan kecepatan tinggi  

“Finis pertama itu fantastis, jadi saya sangat senang. Saya mengambil risiko di putaran terakhir dengan memperlambat laju motor terlalu banyak, tetapi semuanya terkendali. Jadi, saya sangat senang,” jelasnya kepada TNT Sport.

Ia menyebut lap terakhir sangat riskan karena hujan mulai turun dan ketika dirinya melihat jarak saya 1,3 detik di awal lap terakhir, saya berkata 'Oke, saya punya margin, saya bisa melambat satu detik'. Dan saya melakukannya dan hasilnya baik-baik saja.”

Bagnaia meyakini bahwa timnya sudah bekerja sangat baik dibandingkan dengan Mandalika, di mana sejak hari pertama dirinya sudah sudah mengalami kesulitan dan sulit untuk meningkatkan performa.

“Namun di trek ini sejak awal akhir pekan di FP1 saya merasa jauh lebih baik dan hari ini kondisinya tidak terlalu mudah, karena hujan dan beberapa bagian trek basah.”

Di parc ferme, Bagnaia juga mengungkapkan bahwa ia harus menyelesaikan balapan pada peta daya yang lebih rendah untuk menghemat bahan bakar karena ia membakar lebih banyak bahan bakar pada putaran pengamatan saat mencoba memahami kondisi sebelum start.

“Kami harus mengorbankan sedikit performa selama balapan untuk lebih memahami kondisi sebelum balapan tanpa menggunakan peta untuk melambat,” katanya.

“Jadi, saya harus melakukan seluruh balapan dengan peta dengan tenaga yang sedikit lebih banyak. Namun, semuanya baik-baik saja.”

Kemenangan sprint ketiga berturut-turut Bagnaia ini membuat pembalap Italia itu memperkecil defisit poin kejuaraannya menjadi 15 dari sang pemuncak klasemen, Jorge Martin.

Kecelakaan Acosta membuat Bagnaia memperoleh tiga poin lebih banyak daripada yang seharusnya ia peroleh seandainya pembalap GASGAS Tech3 itu memenangi sprint.

Namun, Bagnaia yakin dia harus ‘mengharapkan’ Acosta menjadi rival di grand prix pada hari Minggu. “Sangat sulit untuk memimpin hari ini karena Acosta bekerja sangat baik,” katanya.

Scroll to Top