SURABAYA, 27 Oktober 2025 –Kebijakan pemerintah pusat yang menurunkan harga pupuk bersubsidi hingga 20 persen mulai Rabu (22/10/25) kemarin disambut positif dan apresiasi dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jatim. Hal ini disampaikan Ketua Fraksi PDIP Jatim, Wara Renny Sundari Pramana, Jumat (24/10/2025).
Ia menilai, langkah tersebut menjadi kabar gembira bagi jutaan petani di Jawa Timur dan diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan mereka.
Kebijakan yang diumumkan langsung Menteri Pertanian sekaligus Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Andi Amran Sulaiman, Penurunan harga berlaku untuk dua jenis pupuk utama, yakni Urea dan NPK.
Untuk pupuk Urea, harga turun dari Rp2.250 menjadi Rp1.800 per kilogram atau dari Rp112.500 menjadi Rp90.000 per sak ukuran 50 kilogram. Sedangkan pupuk NPK turun dari Rp2.300 menjadi Rp1.840 per kilogram, setara Rp92.000 per sak.
Namun ia menegaskan, bahwa pengawasan distribusi pupuk bersubsidi harus diperketat agar manfaat penurunan harga benar-benar dirasakan oleh petani kecil di lapangan.
“Kami menyambut baik kebijakan penurunan harga ini karena jelas berpihak kepada petani. Tapi yang tak kalah penting adalah memastikan pupuknya tersedia dan sampai ke tangan petani sesuai harga resmi, tanpa permainan distributor atau pengecer,” ujarnya.
Pihaknya, juga menilai kebijakan ini sejalan dengan semangat kedaulatan pangan yang selama ini diperjuangkan partai, yakni menjamin ketersediaan sarana produksi pertanian dengan harga terjangkau serta menjaga stabilitas produksi nasional.
Selain itu, ini juga mengingatkan agar pemerintah daerah di tingkat provinsi dan kabupaten/kota turut melakukan pengawasan bersama TNI, Polri, dan kelompok tani, sehingga tidak terjadi kelangkaan maupun penimbunan pupuk bersubsidi di masa tanam.
“Jawa Timur adalah salah satu lumbung pangan nasional. Maka kebijakan sebesar ini harus diikuti langkah konkret di lapangan, distribusi lancar, stok cukup, dan harga sesuai aturan,” tambahnya.
Dengan turunnya harga pupuk hingga 20 persen, ia berharap biaya produksi pertanian menurun, Nilai Tukar Petani (NTP) meningkat, dan kesejahteraan petani makin baik.
“Petani adalah tulang punggung ketahanan pangan bangsa. Kalau mereka makmur, bangsa pun kuat,” pungkas politisi wanita asli Kediri ini.
Seperti diketahui dalam kebijakan penurunsn harga pupuk ini, Menteri Pertanian sekaligus Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Andi Amran Sulaiman mengatakan, penurunan harga pupuk merupakan terobosan besar pada tahun kedua pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
“Selama puluhan tahun harga pupuk selalu naik, tapi kini berhasil diturunkan. Ini adalah langkah bersejarah bagi dunia pertanian,” ujar Amran dalam keterangan pers di Jakarta.